Kamis, 15 Maret 2012

sejarah alat musik ukulele

Ukulele adalah alat musik petik sejenis gitar berukuran kecil, sekitar 20 inci, dan merupakan alat musik asli Hawai ditemukan sekitar tahun 1879. Lihat pada Ukulele History, dan A little History of Ukulele
Dalam musik keroncong menjadi alat musik utama dengan suara crong, crong, crong, sehingga musik asli Indonesia tersebut disebut keroncong sejak 1880.

Sejarah Ukulele

Di Hawaii (1879)

Konon Ukulele ditemukan di Hawaii tahun 1879, pada waktu itu suatu perjalanan imigran Portugis dari Madeira (Azores) dan Portugal melakukan perjalanan melalui Afrika Selatan ke Hawaii antara tahun 1878 hingga 1913 sebanyak 20.000 orang, salah seorang membawa gitar kecil yang disebut Braginho di Braga (Portugal) dan menjadi alat musik populer di Hawaii dengan ukuran yang lebih kecil, mudah dibawa dengan 4 snar saja, kemudian disebut Ukulele.

Di Indonesia (1880)

Pada tahun berikutnya, ukulele dibawa ke Palau Ambon, mampir ke Makassar, dan akhirnya menjadi alat utama musik Keroncong di Kampung Toegoe (Cilincing, Jakarta Utara).

Di Negara Lain

Biasanya band yang memainkan lagu Hawaiian, biasanya mereka memakai kostum Hawaii dengan kemeja kembang besar dan tari hula-hula wanita.

Jenis, Ukuran dan Penalaan

  • Model soprano (standard)- Ukuran 33 cm - Tala g'c'e'a' atau a'd'f#'b'
  • Model concert - Ukuran 38 cm - Tala g'c'e'a'
  • Model tenor - Ukuran 43 cm - Tala g c'e'a', g'c'e'a', atau d'g b e'
  • Model baritone - Ukuran 48 cm - Tala d g b e'

    Masih Menunggumu

    dalam gerimis dikemarau hatiku
    aku masih menantimu kembali disisiku
    menyiratkan bait-bait cinta penuh luka
    menyulamnya kembali walau sudah usang
    dalam kicauan senja di penghujung soreku
    aku masih berharap ikatan itu terajut lagi
    diatas puingan hati yang telah rapuh
    lalu terajut indah diatas sulaman cinta
    sampai kapan aku menunggumu disini?
    tanpa kepastian nyata dari hatimu
    hingga aku menyerahkah??
    atau raga ini tak bernyawa lagi
    dalam persada mimpiku terukir khayalmu
    dalam hembusan nafasku terajut namamu
    dalam buaian rinduku tersulam hatimu
    sampai kapanpun aku akan terus menantimu
    di tempat pertama kali kau ucap cinta padaku.

    Rabu, 14 Maret 2012

    SEBUAH RENUNGAN

    KEIKHLASAN
    tuk teman seperjuangan.

    Keikhlasan sifatnya non material
    Rela hati menelusuri kehidupan
    Dengan tetesan keringat dan air mata
    Dengan pengorbanan sebuah eksistensi diri
    Hanya untuk mengubah paradigma semesta

    Keikhlasan bagian dari spiritualitas
    Sedang spiritualitas tak terukur oleh material
    Wajah yang manis menjadi legam
    Terkena panasnya terik sang surya
    Hanya untuk mengharmonisasikan semesta.

    Adakah keikhlasan tersimbolkan
    Sedangkan simbol adalah representase makna
    Bukankah simbol tuntutan syariat
    Dalam upaya menapaki jalan spiritual
    Ataukah keikhlasan tersimbolkan dalam bentuk kepanitiaan di LK
    Tersimbolkan melalui tetesan keringat peluh tanpa bahasa

    Keikhlasan adalah bagian dari spiritualitas
    Menemukan spiritualitas melalui keikhlasan memberi
    Dan tersingkapnya tabir
    Jadikanlah diri milik semesta
    Semesta merindukan sentuhan dan belaian tangan kita.

    sejarah alat musik gamelan

     
    Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
    Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[rujukan?]
    Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
    Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
    Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
    Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.